LinkWithin

Sunday, October 30, 2011

Balada Cabut Gigi..

Alhamdulillah, akhirnya hari Sabtu kemarin berhasil juga mengalahkan ketakutan untuk cabut gigi. Sebetulnya sudah sejak lama dokter gigi di klinik kantor menyarankan untuk mencabut saja geraham kiri bawahku yang memang sudah mati. Dulu sewaktu menambal geraham kananku. Ya, ya memang kesadaranku akan kesehatan gigi datang ketika sudah mulai beranjak dewasa. Sejak kecil orang tuaku tidak pernah membiasakan anak-anaknya untuk sikat gigi dengan baik. Yah jadinya cuma pas mandi pagi dan sore saja. Kebiasaan sikat gigi sebelum tidur baru kurutinkan ketika kuliah. Hii, telat banget ya.. Yah minimal sekarang jadinya aku lebih perhatian untuk menjaga si kecil merutinkan sikat gigi atau berkumur setelah makan yang manis dan juga sebelum tidur.. 
Balik ke masalah cabut gigi, sebetulnya gigi gerahamku ini sudah tidak sakit. Saking lamanya si bolong didiamkan, ternyata akhirnya tumbuh polip, semacam daging tumbuh didalam gigi bolongku. Ga sakit sih, cuman kalo kena sikat gigi berdarah atau kadang bercampur nanah. Hii, syerem.. Akhirnya si gigi sebeblah kiriku ini pun jadi tidak pernah kugunakan mengunyah lagi. Dan ternyata menurut dokter gigi tidak baik, karena otot kiriku lama-lama bisa kaku juga. Mungkin tidak sekarang kerasanya tapi nanti-nanti.
Jadi setelah mendapat obat antibiotik aku disarankan foto gigi terlebih dahulu. Seminggu kemudian aku datang lagi, ternyata dokternya tidak bisa datang. Walhasil aku mencoba mencari dokter lain yang bisa, akhirnya ketemulah drg. Suryanto yang akhirnya mengeksekusi gigiku. Itupun beliau tidak bersedia mencabut di klinik, tapi memintaku cabut di rumah sakit tempat praktik beliau hari sabtu di RSIA Graha Permata Ibu, Kukusan.
Akhirnya hari sabtu yang ditunggu-tunggu datang juga. Alhamdulillah juga tidak mengantri, setelah mendaftar aku langsung diantar ke ruang poli gigi oleh perawat gigi. Awalnya pak dokter yang sangat informatif ini menyampaikan dulu keadaan gigiku dan proses pengambilan. Beliau juga mengatakan mungkin prosesnya agak lama. Hiyaa. Karena bliau akan memotong polipnya terlebih dahulu. Tak lama aku pun dipersilahkan ke kursi eksekusi.
Entahlah rasa takut itu hilang dengan sendirinya. Padahal dari rumah deg-degan juga. Dokter memulai dengan basmalah, kemudian membersihkan gigi. Membersihkan karang gigiku, kemudian menyuntikan sesuatu mungkin obat bius perkiraanku. Waduh, ni dia nih yang sering ku dengar agak sakit. Suntikan berlangsung 4 kali sekeliling gigiku agak dalam karena seperti dibelok2an di gusiku. Selesai penyuntikan dokter melakukan tindakan lain yang aku tidak mengerti apa, yang pasti kerasa gigiku sedang dikorek2. Tapi kok gusiku tidak kebas seperti yang diceritakan orang ya. Katanya gusi en bibir serasa dower tapi engga koq. Eh tapi koq tau-tau gigiku serasa digoyang2.. Agak ngilu tapi kemudian perawat gigi agak membantu menahan pipiku sambil berkata:" ya bu, tahan sedikit lagi.." Alhamdulillah, selesai.. Kulihat gigiku sudah ditangan sang dokter. Ternyata polipku jenis gusi dari samping karena ternyata gigiku bolong samping juga hehe... Parah ya.. Loh loh koq udah slese. Mana katanya kebas en agak sakit. Jiaah sombong.. Dokter meresepkan obat penahan sakit, mungkin tiga jam-an lagi baru kerasa sakitnya. Sesampainya di rumah langsung melahap es krim yang banyak. Karena kata dokternya makanan dingin membantu mempercepat pembekuan darah.
Tiap jam berlalu, aku masih menunggu rasa sakit yg katanya dahsyat itu. Tapi ternyata sakitnya biasa aja tuh. Jadi, selama ini rasa ketakutanku tak beralasan. Mungkin teknologi sekarang memang sudah sedemikian canggih ya.. Biayanya juga ga terlalu mahal koq, worth it banget.. So jangan takut ya cabut gigi. Jaga selalu kesehatan gigi kalau tidak mau merasakan dicabut gigi...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...