Menyambung postingan sebelumnya tentang dana pendidikan, kali ini mau share tentang pengalaman membeli reksadana secara online. Sampai saat ini kami sudah berusaha untuk memvariasikan instrumen investasi, mulai dari logam mulia, property (hasil utang hehe) dan reksadana. Satu peernya adalah untuk langsung investasi di sektor real yang belum terealisasi sampai saat ini. Kenapa kita harus berinvestasi? Karena menabung saja tidak cukup. Dalam dunia yang semakin mengglobal ini, kita tidak bisa menghindari yang namanya inflasi. Kecuali seluruh negara sudah menggunakan emas sebagai alat tukar ya..
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang bisa digunakan untuk dana pendidikan maupun tujuan keuangan lainnya seperti naik haji, dana darurat, dana liburan dll. Prinsip sederhananya, reksadana itu mengumpulkan dana dari sekian banyak investor yang membeli reksadana oleh manajer investasi selaku pihak yang menerbitkan reksadana. Manajer investasi (MI) selaku pengelola reksadana yang akan mengelola uang dari seluruh investor untuk diinvestasikan dalam obligasi, saham, pasar uang dsb. Terus kita tahu untung ruginya dimana? Hal ini bisa dilihat dengan naik turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB/NAV) reksadana yang kita beli. Sama seperti logam mulia, kita akan membeli sejumlah unit reksadana dengan NAB sekian. Nah setelah beberapa waktu kita akan menggunakan reksadana untuk tujuan keuangan kita, maka kita tinggal menjualnya dengan NAB saat itu. Jadi gain yang kita dapat adalah dari naiknya NAB reksadana kita. Karena kenaikan NAB itu berarti dana yang kita investasikan menghasilkan keuntungan. Kemudian akan dibagi untuk semua pemegang unit reksadana setelah dikurangi operasionalnya MI nya ya. Jadi bisa turun dung? Iya, karena seperti layaknya orang usaha kan bisa juga merugi.
Reksadana bisa dibeli dengan dua cara, langsung dari perusahaan manajer investasinya seperti Danareksa ataupun melalui bank-bank yang merupakan agen penjual reksadana. Dari hasil jalan-jalan didunia maya, akhirnya aku memutuskan untuk membeli reksadana melalui bank commonwealth saja.. Alasan paling utama sih karena bank commonwealth saat ini satu-satunya bank yang menjual hampir 40 reksadana dan bisa dilakukan secara online melalui internet banking. Jadi tidak harus repot datang ke kantornya.. Yang pasti kamu harus punya rekeningnya dulu yah.. Untuk pembelian pertama sekarang banyak sekali reksadana yang bisa dibeli dengan hanya uang 1 juta atau bahkan 500rb rupiah saja..
Well, jadi langkah pertama yang dilakukan adalah datang ke salah satu cabang commonwealth bank, dan membuka tabungan disana dengan minimal setoran pertama 500rb rupiah. Untuk mulai berinvestasi reksadana, kita harus sudah punya NPWP terlebih dahulu. Mengisi aneka ragam formulir hehe.. Dan tanda tangan disana dimari yah, banyak bener.. udah kaya artis aja.. Selain itu juga nanti ada kuisioner khusus yang diisi untuk mengetahui jenis investor yang manakah kita. Low risk taker or high risk, are you? Kira-kira begitu deh.. Nah hasilnya aku termasuk yang growth, artinya suka return tinggi, tapi juga ga takut kehilangan dana awalnya hehe.. Hanya satu tingkat dibawah investor agresif, wew!
Setelah itu nanti kita akan diberikan perangkat token untuk melakukan fasilitas internet banking, gratis bo! Padahal bank lain ada yang ga gratis ya, udah gitu ga jadi punya sendiri.. Setelah itu petugas mendemokan cara pemakaian token dan internet banking untuk pembelian reksadana secara online. Sebelum memutuskan membeli reksadana yang mana tentukan dulu tujuan keuangannya. Jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Hal ini penting untuk menentukan jenis reksadana mana yang akan kita ambil. Reksadana terdiri dari jenis reksadana pendapatan tetap, pasar uang, campuran dan saham. Untuk jangka waktu pendek sebaiknya menggunakan reksadana pendapatan tetap saja karena resikonya lebih rendah dari reksadana saham.
Nah, berhubung tujuanku semuanya jangka panjang jadi yang aku beli adalah reksadana saham, ada juga sih akhirnya beli yang campuran untuk tujuan liburan hehe.. ga salah koq kalau kita ingin senang2 mencari hiburan bareng keluarga. Oia, untuk informasi masing-masing reksadana bisa dilihat di www.infovesta.com ya.. Atau bisa di website bank-bank penjualnya. Jangan lupa baca prospektusnya dulu dan juga performa NAB-nya diwebsite yang bersangkutan sebelum membeli.. Meskipun performa di masa lalu tidak bisa menjadi patokan performa di masa datang..
Untuk aku sendiri karena inginnya uang yang kita investasikan berjalan dalam koridor yang halal, makanya reksadana yang menjadi pilihan adalah yang syariah. Loh memang ada saham syariah? Ada loh.. Dewan syariah sendiri sudah menetapkan saham2 perusahaan yang listing di bursa efek yang termasuk saham syariah. Syaratnya antara lain perusahaan tidak bergerak di bidang produksi yang haram, tidak ada unsur spekulasi, transaksi riba dan lain sebagainya yang sudah standar halal sesuai syariah. Memang sih NAB untuk reksadana syariah masih relatif kecil dibandingkan dengan yang konvensional. Tapi kan juga karena reksadana syariah sendiri relatif lebih baru. Di commonwealth sendiri biaya untuk pembelian melalui internet banking mendapat diskon sebesar 50%. Tapi ada juga loh reksadana yang tidak menetapkan biaya pembelian. Jadi gratis hehe.. Contohnya Manulife Sektoral Amanah yang aku punya.. Setiap reksadana beda-beda yah biaya dan pembelian berikutnya.. Tapi Insya Allah masih sangat terjangkau oleh investor kecil-kecilan kayak aku ini..
Tuh gampang banget kan investasi reksadana.. Setelah pembelian pertama, lanjutkan dengan pembelian rutin ada koq yg minimal 100rb dengan autoinvest. Tapi untuk program autoinvest ini harus registrasi dulu baru nanti didebet pada rekening sesuai permintaan kita. Rata2 sih untuk pembelian berikutnya min 500rb. Jadi kepemilikan kita terus bertambah meskipun sedikit. Website commonwealth juga cukup mudah digunakan. Oia, nantinya transaksi baru akan divalidasi sehari kemudian, paling lama 2 x 24 jam. Dan bukti transaksi akan dikirimkan dalam 2 minggu ke alamat kita.. Selamat berinvestasi!