LinkWithin

Tuesday, April 3, 2012

Dana Pendidikan

Dulu awal-awal nikah belom melek sama yang namanya investasi, jadilah untuk dana pendidikan kami memutuskan untuk mengambil unit link asuransi. Ga tanggung-tanggung sampai 3 ngambilnya.. Hadooh! Setelah baca-baca sekian banyak buku dan artikel yang membahas kekurangan asuransi unit link, barulah saya dan suami tersadar dengan kelalaian kita mengambil unit link tanpa pengetahuan yang memadai..
Sekarang setelah sadar tentang kekurangan unit link, satu per satu unit link kami tutup. Meskipun kita harus menanggung rugi yang tidak sedikit hiks.. Tapi mumpung belum terlambat, anggaplah kita memang mengeluarkan hak orang lain.. Minimal rezeki buat agen penjualnya hehe.. 
Nah sekarang waktunya menata kembali rencana keuangan kita.. Seperti yang selalu setiap perencana keuangan tekankan di awal, pastikan dulu tujuan keuangan kita apa baru tentukan investasinya apa.. Ok kali ini saya mau bahas pendidikan anak yah.. Kata Ligwina Hananto anak lo ya yg ga sekolah.. Soalnya serem juga melihat dana pendidikan yang ternyata tinggi sekali kenaikannya. Dan tentu saja karena saya bukan lagi tinggal di daerah saya kecil dulu yang mana pendidikan negeri masih yang terbaik. Untuk rencana dana pendidikan kita bisa menggunakan instrumen investasi logam mulia dan reksadana. Kenapa ga asuransi pendidikan? Oh tidak saya sudah berkali-kali menemukan bahwa asuransi pendidikan pada saatnya nanti tidak bisa mengejar inflasi pendidikan yang aje gile itu..
Ok deh dimulai dari menghitung  dana pendidikan sampai dengan S1. Untuk S2 sih kayaknya anak kita harusnya sudah bisa mandiri ya.. Untuk menghitungnya kita perlu mencari tahu uang pangkal di sekolah yang kita tuju. Saya menghitung dengan kalkulator QM financial di http://tujuanloapa.qmfinancial.com . Hasilnya seperti ini:

 Berhubung Syafiq tinggal setahun lagi di TK, dan SPP bulanan masih bisa kita tanggulangi dengan pengeluaran rutin, maka rencana dimulai dengan pendidikan SD syafiq yang tinggal setahun lagi (rencana masuk SD 6 tahun). Setelah survey2 SD yang kami tuju dan dapat nominal besaran uang masuknya kami perhitungkan juga inflasi pendidikan 20% per tahun, hasil perhitungannya ternyata masih bisa ditanggulangi dengan simpanan logam mulia yang kami kumpulkan. Dan Alhamdulillah masih sisa. Jadi bisa kita gunakan untuk awal investasi pendidikan SMP dan SMA. Selanjutnya mungkin akan memakai investasi yang sama seperti sebelumnya dengan membeli logam mulia. 
Nah untuk biaya pendidikan tinggi (kuliah) rencananya kami akan menggunakan investasi lain yaitu dengan reksadana. Karena masih cukup lama alias jangka panjang lebih dari 10 tahun, maka saya memutuskan untuk mengambil reksadana saham yang returnnya tinggi. Meskipun resikonya juga tinggi.. Omong-omong soal reksadana, sebetulnya saya juga baru mulai kenalan sama instrumen investasi yang satu ini.. Ternyata asyik juga yah, berasa jadi investor gimana gitu.. Padahal mah yang dinvest juga baru kecil aja hehe.. Tapi Insya Allah selanjutnya akan rutin untuk membeli setiap bulannya.. Itung-itung jajan menghasilkan ya? Apalagi sekarang beli reksadana juga bisa online saja, jadi ga ribet lagi harus datang ke banknya.. Oia, cerita membeli reksadana akan dilanjutkan di postingan berikutnya ya..
Yah intinya, jelas kita maunya anak kita lebih baik dari kita ya.. termasuk soal pendidikan. Meskipun sekolah tinggi bukan segalanya, tapi sudah jadi kewajiban bagi orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya kan? So, mari kita persiapkan dana pendidikan untuk anak kita dari sekarang..

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...